Program Berita dan Emosi Negatif

.

Kita semua tentu sepakat jika berita adalah media yang mendidik masyarakat. Tentu saja berita yang dimaksud bukanlah berita tentang artis yang kawin cerai. Namun berita-berita yang dibawakan secara formal baik di TV, radio maupun internet. Kebanyakan orang pasti setuju jika berita itu baik. Namun akhir-akhir ini terlintas dipikiran saya, berita akhir-akhir ini justru membawa pesan tidak ubahnya seperti tayangan reality show.

Beberapa waktu lalu saya pernah mendengar sebuah quote cerita yang menarik ketika mendengarkan sabuah channel radio tentang sebuah penjara tahanan perang yang berisi tentara. Disebuah negara, tentara tahanan perang dikumpulkan dalam suatu tempat seperti umumnya penjara. Jika ada surat untuk mereka maka akan disortir oleh sipir terlebih dahulu. Disinilah ketidak benaran terjadi, semua surat yang berisi kabar menyenangkan tidak di pernah diteruskan hingga tahanan-tahanan tersebut. Sebaliknya, surat yang berisi kabar duka, bencana dan musibah baru diteruskan kepada para tahanan. Apa yang terjadi? Para tahanan tersebut satu demi satu kehilangan semangat hidupnya, bahkan yang lebih parah ada yang bunuh diri karena tidak kuat kehilangan keluarga atau orang yang disayanginya. Tahanan yang tidak mendapat kabar duka pun lambat laun ikut terkontaminasi oleh emosi negatif dari temannya, apalagi setelah melihat ada teman mereka yang bunuh diri. Dan akhirnya ketika dibebaskan dan dikembalikan kenegaranya lagi karena perang telah usai, banyak diantara mereka yang sudah tidak punya lagi semangat untuk melanjutkan hidupnya.

Apa hubungan cerita tersebut dengan berita yang ada disekitar kita? Coba perhatikan berita-berita yang ada dimedia kita sekarang. Meskipun saya tidak mengetahui angka persentase secara pasti namun paling tidak hampir lebih dari 70% media kita lebih suka menayangkan berita yang sifatnya membawa emosi negatif bagi kita. Amati salah satu tayangan, siaran, atau situs berita apa saja. Dari hari-kehari headline yang lebih sering adalah tentang kecelakaan, kebakaran, bencana alam, kriminalitas dan masih banyak lagi yang lain. Begitu pula berita politik, yang ada didalamnya adalah saling menghujat dan perseteruan. Lebih parah lagi kini marak acara-acara yang khusus menayangkan berita kriminal. Berita-berita tersebut hanya akan membawa emosi negatif bagi penerima berita. Efeknya, marah, benci, ikut menghujat dan lain sebagainya. Jika mayoritas penduduk bangsa kita menerima informasi seperti ini, terlebih lagi masih banyak masyarakat yang tidak menyadarinya maka kejadian seperti cerita tentang tahanan perang tadi akan terjadi dalam skala nasional. Efeknya? Mengerikan. Semangat juang hilang, sikap pesimis, mudah curiga dan masih banyak lagi sifat negatif yang mengikuti dibelakangnya yang akan dimiliki oleh mayoritas bangsa yang gemah ripah loh jinawi ini.

Tidak salah mengetahui berita-berita tersebut namun tentu ada porsinya sendiri dan tidak perlu sampai dbuatkan tayangan khusus mengenai kriminalitas. Berita yang bersifat positif seperti penemuan teknologi terbaru ataupun prestasi sekecil apapun yang mampu diraih oleh abak bangsa tentu akan lebih baik bagi emosi kita. Masyarakat akan termotivasi dan tergerak untuk lebih maju dan mengembangkan diri. Kita tentu perlu menaruh simpati pada saudara kita yang terkena bencana namun kita pasti bisa melakukan lebih banyak hal jika kita termotivasi dengan pesatnya perkembangan teknologi yang ada sekarang. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh media massa, jika saja mereka tidak melacurkan diri dengan mengikuti tayangan yang laris ditonton dan mau lebih kreatif maka mental bangsa ini akan lebih baik dimasa depan.

0 comments

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :w: :o: :p: :q: :r: :s: :t: :u: :v: :x: :y: :z: :aa: :bb: :cc: :dd: :ee: :ff: :gg: :hh: :ii: :jj: :kk: :ll: :mm:

Posting Komentar